Friday, 22 November 2024
Wednesday, 20 November 2024
SROI
Social Return on Investment (SROI) adalah kerangka kerja untuk mengukur dan memahami nilai sosial yang dihasilkan oleh suatu proyek, program, atau organisasi. SROI memperluas konsep Return on Investment (ROI) dengan memasukkan nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Cara Menghitung SROI
Proses perhitungan SROI melibatkan beberapa langkah berikut:
1. Identifikasi Stakeholders
- Identifikasi kelompok atau individu yang dipengaruhi oleh aktivitas proyek/program.
- Libatkan mereka dalam proses pengumpulan data.
2. Memetakan Outcome
- Tentukan input (sumber daya yang diinvestasikan), aktivitas (apa yang dilakukan), output (hasil langsung), dan outcome (perubahan yang terjadi).
3. Pengukuran dan Penilaian
- Kuantifikasi outcome menggunakan indikator yang relevan.
- Tetapkan nilai moneter pada outcome berdasarkan metode valuasi, seperti willingness-to-pay atau data pasar.
4. Attribusi dan Pengurangan
- Attribusi: Identifikasi bagian hasil yang benar-benar disebabkan oleh intervensi proyek.
- Deadweight: Kurangi hasil yang akan terjadi tanpa intervensi.
- Displacement: Kurangi hasil yang mungkin memindahkan dampak dari satu area ke area lain.
5. Perhitungan SROI
- Rumus dasar: SROI Ratio=Total InvestmentTotal Value of Benefits
- Jika hasilnya, misalnya, 3:1, maka setiap Rp1 yang diinvestasikan menghasilkan manfaat sosial senilai Rp3.
6. Verifikasi dan Pelaporan
- Validasi hasil dengan stakeholder.
- Susun laporan yang transparan, menyajikan asumsi, dan memberikan narasi hasil.
Contoh Laporan SROI
Judul: Analisis Social Return on Investment pada Program Pendidikan Kejuruan Tahun 2024
Ringkasan Eksekutif
Laporan ini menganalisis nilai sosial dari program pendidikan kejuruan untuk siswa putus sekolah. Dengan investasi sebesar Rp500 juta, program ini menghasilkan dampak sosial senilai Rp1,500 juta dalam satu tahun, memberikan rasio SROI sebesar 3:1.
Latar Belakang
Program bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa agar siap kerja melalui pelatihan intensif selama 6 bulan.
Proses Analisis
- Stakeholders: Siswa, keluarga mereka, pengusaha lokal, pemerintah.
- Input: Investasi dari donatur dan pemerintah.
- Outcome:
- 50 siswa mendapatkan pekerjaan (nilai: Rp1,000 juta).
- Peningkatan penghasilan keluarga siswa (nilai: Rp300 juta).
- Pengurangan beban sosial pemerintah (nilai: Rp200 juta).
Perhitungan
- Total Benefit: Rp1,500 juta
- Total Investment: Rp500 juta
- SROI Ratio: 1,500÷500=3:1
Kesimpulan
Investasi dalam pendidikan kejuruan ini menghasilkan nilai sosial tiga kali lipat dari biaya yang diinvestasikan. Program ini direkomendasikan untuk direplikasi.
Lampiran
- Detail asumsi valuasi outcome.
- Indikator pengukuran.
- Feedback dari stakeholder.
Mapping Outcame
1. Memetakan Outcome
Outcome adalah perubahan yang terjadi sebagai hasil dari aktivitas proyek, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan, positif atau negatif. Untuk memetakannya, gunakan langkah berikut:
Langkah-Langkah:
- Identifikasi Aktivitas:
- Daftar apa saja yang dilakukan dalam proyek.
- Output:
- Hasil langsung dari aktivitas. Misalnya, jumlah peserta yang dilatih.
- Outcome:
- Perubahan atau manfaat yang dialami oleh stakeholder. Misalnya, peningkatan keterampilan atau penghasilan.
Contoh Studi Kasus: Program Pelatihan Digital Marketing untuk UMKM
- Aktivitas: Memberikan pelatihan 3 bulan tentang digital marketing kepada 100 pelaku UMKM.
- Output: 90 peserta menyelesaikan pelatihan.
- Outcome:
- 70 peserta meningkatkan penjualan online (peningkatan rata-rata 20%).
- 30 peserta membuka lapangan kerja baru dengan merekrut karyawan.
- 10 peserta meningkatkan skala usaha dari lokal ke nasional.
2. Melakukan Pengukuran dan Penilaian
Mengukur outcome memerlukan indikator yang dapat memberikan gambaran kuantitatif atau kualitatif atas perubahan yang terjadi. Setelah itu, nilai outcome dalam bentuk moneter.
Langkah-Langkah:
- Pilih Indikator
- Setiap outcome harus memiliki indikator yang terukur.
- Contoh:
- Outcome: "Peningkatan penjualan."
- Indikator: "Persentase kenaikan omset."
- Kumpulkan Data
- Gunakan survei, wawancara, atau data keuangan.
- Tetapkan Nilai Moneter
- Gunakan pendekatan seperti:
- Data pasar: Misalnya, nilai rata-rata kenaikan penjualan.
- Proxy: Menggunakan nilai sebanding dari studi lain.
- Gunakan pendekatan seperti:
Contoh pada Studi Kasus
Outcome 1: Peningkatan penjualan online oleh 70 peserta.
- Indikator: Persentase kenaikan omset bulanan.
- Data: Omset rata-rata sebelum pelatihan = Rp10 juta/bulan; setelah pelatihan = Rp12 juta/bulan.
- Nilai Moneter: 70×(12−10)×12 = Rp1,680 juta/tahun.
Outcome 2: 30 peserta merekrut karyawan baru.
- Indikator: Jumlah karyawan baru yang direkrut.
- Data: 30 peserta merekrut 2 karyawan dengan gaji rata-rata Rp2 juta/bulan.
- Nilai Moneter: 30×2×2×12 = Rp1,440 juta/tahun.
Outcome 3: 10 peserta meningkatkan skala usaha.
- Indikator: Pendapatan tambahan dari perluasan pasar.
- Data: Tambahan pendapatan rata-rata Rp50 juta/tahun per peserta.
- Nilai Moneter: 10×50 = Rp500 juta/tahun.
Hasil Pengukuran
Total outcome dalam bentuk nilai moneter:
1,680+1,440+500=Rp3,620juta
Catatan: Lakukan pengurangan seperti deadweight (hasil tanpa proyek), displacement (efek pengalihan), atau attribution (dampak dari faktor lain).
Kesimpulan
- SROI Ratio: Total InvestmentTotal Outcome.
- Jika investasi total proyek adalah Rp1,200 juta, maka: SROI Ratio=1,2003,620=3.02:1
- Artinya, setiap Rp1 yang diinvestasikan menghasilkan dampak sosial senilai Rp3,02.
Sunday, 17 November 2024
Thursday, 14 November 2024
Monday, 11 November 2024
Sunday, 10 November 2024
Saturday, 9 November 2024
Google Site - Tutorial
Friday, 8 November 2024
Wednesday, 6 November 2024
Materi Back End
Pertemuan 1: Pengantar Teknologi Back-End dan Arsitektur Web
- Pokok Bahasan: Memahami apa itu back-end, peranannya dalam arsitektur web, dan bagaimana front-end berinteraksi dengan back-end.
- Studi Kasus: Sebuah situs berita ingin menambahkan fitur back-end untuk mengelola konten secara terpusat.
- Jawaban: Diskusi tentang cara menyiapkan server, memilih bahasa pemrograman back-end, serta konsep dasar dari API untuk mengelola artikel berita.
Pertemuan 2: Bahasa Pemrograman Back-End
- Pokok Bahasan: Memperkenalkan berbagai bahasa pemrograman back-end (PHP, Python, JavaScript dengan Node.js, dll.).
- Studi Kasus: Memilih bahasa pemrograman yang tepat untuk aplikasi manajemen data karyawan perusahaan.
- Jawaban: Pertimbangan performa, kemudahan pemeliharaan, dan integrasi database. Node.js mungkin tepat karena memungkinkan pengembangan yang cepat dan memiliki banyak modul manajemen data.
Pertemuan 3: Framework Back-End Populer
- Pokok Bahasan: Pengenalan berbagai framework (Django, Express, Laravel) dan perbandingannya.
- Studi Kasus: Sebuah startup e-commerce ingin membuat aplikasi back-end untuk mengelola produk dan transaksi.
- Jawaban: Laravel bisa dipilih karena memiliki banyak fitur bawaan untuk e-commerce, seperti otentikasi dan CRUD, yang bisa mempercepat pengembangan.
Pertemuan 4: Konsep Database (SQL dan NoSQL)
- Pokok Bahasan: Memahami perbedaan SQL (MySQL, PostgreSQL) dan NoSQL (MongoDB, Cassandra).
- Studi Kasus: Pilihan database untuk aplikasi sosial media yang akan menangani data tidak terstruktur.
- Jawaban: NoSQL seperti MongoDB cocok karena datanya tidak memiliki skema tetap dan memungkinkan penyimpanan data dalam format JSON yang fleksibel.
Pertemuan 5: RESTful API dan CRUD Operations
- Pokok Bahasan: Konsep RESTful API dan cara membangun endpoint CRUD (Create, Read, Update, Delete).
- Studi Kasus: Membuat API sederhana untuk aplikasi katalog produk.
- Jawaban: Mahasiswa membangun endpoint CRUD menggunakan Node.js dan Express atau Django REST Framework, dengan API untuk menambah, melihat, memperbarui, dan menghapus produk.
Pertemuan 6: Authentication dan Authorization
- Pokok Bahasan: Pengenalan otentikasi (OAuth, JWT) dan otorisasi.
- Studi Kasus: Membangun fitur login untuk sistem manajemen karyawan perusahaan.
- Jawaban: Implementasi JWT untuk memberikan token yang valid selama sesi pengguna aktif, serta izin akses berdasarkan peran karyawan.
Pertemuan 7: Testing Back-End (Unit Testing dan Integration Testing)
- Pokok Bahasan: Teknik testing dalam back-end untuk memastikan setiap fungsi berjalan dengan baik.
- Studi Kasus: Menguji API manajemen produk untuk memastikan semua fungsi CRUD bekerja.
- Jawaban: Melakukan pengujian unit dengan Jest (untuk Node.js) atau Pytest (untuk Python) untuk memastikan endpoint CRUD berfungsi sesuai ekspektasi.
Pertemuan 8: Deploying Back-End Services
- Pokok Bahasan: Metode deployment menggunakan platform cloud (Heroku, AWS, DigitalOcean).
- Studi Kasus: Men-deploy aplikasi back-end sederhana ke Heroku.
- Jawaban: Langkah-langkah pembuatan server di Heroku, menghubungkan database, serta mengatur variabel lingkungan.
Pertemuan 9: Pengelolaan Data dengan Database Relasional
- Pokok Bahasan: Mendalami penggunaan SQL untuk pengelolaan data.
- Studi Kasus: Membuat relasi antara tabel pelanggan dan transaksi dalam aplikasi toko online.
- Jawaban: Membuat tabel pelanggan dan tabel transaksi, menghubungkannya dengan foreign key, dan menulis query untuk mengambil data transaksi pelanggan tertentu.
Pertemuan 10: Pengelolaan Data dengan Database NoSQL
- Pokok Bahasan: Pendalaman NoSQL dan penggunaan MongoDB.
- Studi Kasus: Mengelola data pengguna dan post dalam aplikasi sosial media.
- Jawaban: Menggunakan MongoDB untuk menyimpan data pengguna dalam bentuk dokumen JSON, membuat relasi sederhana antar koleksi (collections), dan query pencarian.
Pertemuan 11: WebSockets untuk Komunikasi Real-Time
- Pokok Bahasan: Implementasi WebSocket untuk komunikasi real-time.
- Studi Kasus: Membangun fitur chat sederhana dalam aplikasi.
- Jawaban: Menggunakan WebSocket dengan Node.js untuk memungkinkan pesan dikirim secara real-time di antara pengguna.
Pertemuan 12: Final Project: Membangun Aplikasi Back-End Sederhana
- Pokok Bahasan: Menggabungkan semua konsep dalam aplikasi web fungsional.
- Studi Kasus: Membuat aplikasi katalog produk dengan fitur login, manajemen produk, dan transaksi.
- Jawaban: Mahasiswa membangun aplikasi menggunakan framework yang dipilih, mencakup login berbasis JWT, CRUD untuk produk, dan koneksi database.
1. Sistem Manajemen Pengguna (User Management System)
Deskripsi:
Sistem ini bertujuan untuk mengelola data pengguna seperti pendaftaran,
autentikasi (login), dan pengelolaan profil pengguna. Ini merupakan sistem
dasar yang digunakan dalam hampir semua aplikasi web yang memerlukan interaksi
pengguna.
Fitur Utama:
- Registrasi
Pengguna: Pengguna dapat mendaftar dengan mengisi data seperti nama,
email, dan password. Informasi ini disimpan dalam database.
- Login:
Sistem memverifikasi data pengguna berdasarkan email dan password.
- Reset
Password: Fitur untuk mereset kata sandi jika pengguna lupa password
mereka.
- Update
Profil: Pengguna dapat memperbarui informasi profil mereka.
2. Sistem Pencatatan Tugas (Task Management System)
Deskripsi:
Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mencatat, memperbarui, dan melacak tugas
atau pekerjaan yang perlu diselesaikan. Aplikasi ini berguna untuk manajemen
proyek atau daftar tugas pribadi.
Fitur Utama:
- Tambah
Tugas Baru: Pengguna dapat menambahkan tugas baru dengan deskripsi,
tanggal, dan status (belum selesai atau selesai).
- Lihat
Daftar Tugas: Menampilkan semua tugas yang ditambahkan oleh pengguna.
- Update
Status Tugas: Mengubah status tugas dari “belum selesai” menjadi
“selesai” atau sebaliknya.
- Hapus
Tugas: Menghapus tugas dari daftar.
3. Sistem Pemesanan Tiket Online (Online Ticket Booking
System)
Deskripsi:
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan tiket untuk berbagai acara
seperti konser, seminar, atau film. Sistem ini mengelola informasi pengguna,
daftar acara, dan pemesanan tiket.
Fitur Utama:
- Daftar
Acara: Menampilkan daftar acara yang tersedia, termasuk detail acara
seperti nama, waktu, lokasi, dan harga tiket.
- Pemesanan
Tiket: Pengguna dapat memesan tiket untuk acara tertentu.
- Manajemen
Tiket: Setelah pemesanan, tiket akan disimpan dengan kode unik dan
dapat dilihat kembali.
- Pembatalan
Pemesanan: Pengguna dapat membatalkan tiket mereka sebelum batas waktu
yang ditentukan.
4. Sistem Pengelolaan Konten (Content Management System /
CMS)
Deskripsi:
CMS adalah sistem untuk mengelola dan mempublikasikan konten, seperti artikel
atau berita, di sebuah situs web. Ini sangat berguna untuk situs berita, blog,
atau platform publikasi.
Fitur Utama:
- Tambah
Artikel Baru: Penulis atau admin dapat menambah artikel baru dengan
judul, konten, gambar, dan kategori.
- Edit
dan Hapus Artikel: Admin dapat mengedit atau menghapus artikel yang
sudah ada.
- Kategori
Artikel: Setiap artikel dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu.
- Komentar
Pengguna: Pengguna dapat memberikan komentar pada artikel (opsional).
5. Aplikasi E-commerce Sederhana
Deskripsi:
Sistem ini memungkinkan pengguna untuk menjelajahi produk, menambah produk ke
keranjang, dan melakukan pembelian. Aplikasi e-commerce back-end ini mencakup
pengelolaan produk, pengguna, dan pesanan.
Fitur Utama:
- Daftar
Produk: Menampilkan daftar produk dengan informasi seperti nama,
deskripsi, harga, dan stok.
- Keranjang
Belanja: Pengguna dapat menambahkan atau menghapus produk dari
keranjang belanja.
- Checkout:
Memproses pesanan dengan rincian pembayaran dan pengiriman.
- Manajemen
Pesanan: Admin dapat melihat dan mengelola pesanan yang masuk.
DT PLUSK 1
https://okursus.com/kursus-bisnis-baju-seragaman/ https://www.youtube.com/watch?v=dlRF12cruA8
-
https://www.youtube.com/live/lVwObJjblAU?si=T-Yk1_yuGxaGWD9Y https://docs.google.com/document/d/1plxfFnzE97cei98UhZjAUdztqICthKilAoMoy-1kG...
-
Tutorial kali ini, kita akan mencoba setup Virtual Private Server (VPS) di DigitalOcean. VPS sendiri adalah layanan virtual machine (VM) yan...