Thursday, 20 March 2025

Business Model

 


Business model atau model bisnis adalah rencana strategis yang menjelaskan cara perusahaan menciptakan, memberikan, dan mengekstrak nilai dari produk atau layanannya. Model bisnis membantu perusahaan menghasilkan keuntungan, bersaing, dan bertahan dalam jangka panjang. 

Tujuan business model Menciptakan nilai bagi pelanggan, Menghasilkan keuntungan, Memastikan keberlanjutan bisnis, Menavigasi kebutuhan pasar, Tetap kompetitif. 

Komponen business model 
  • Segmen pasar
  • Proposisi nilai
  • Sumber pendapatan
  • Biaya
  • Jenis produk yang dihasilkan
  • Ketersediaan tenaga kerja
  • Strategi pemasaran
  • Distribusi, pengiriman, hingga proses penjualan
  • Strategi harga yang digunakan
  • Metode pembayaran dari pelanggan
Manfaat business model 
  • Memudahkan melakukan riset pasar
  • Melihat peluang lebih baik
  • Memberi arah bisnis
  • Membedakan bisnis dari kompetitor
  • Menentukan produk yang ingin diciptakan

1/ piracy as a business model

Ini kelihatan gila tapi masuk akal. Pembajakan membantu membuat microsoft jadi perusahaan besar, karena ini menjadi saluran distribusi produk windows gratis. ketika bill gates ditanya, apakah gpp windows dibajakin oleh orang-orang, dia hanya menjawab, ga masalah, nanti pada suatu titik mereka akan jadi pelanggan kami juga (jawabannya kurang lebih berdasarkan ingatan).

rata-rata orang hanya punya pilihan menggunakan salah satu Operating System, dan itu lebih baik Windows daripada yang lainnya. ini bekerja dengan sangat baik di China.
begitu ekosistemnya bisa / harus membayar, Microsoft langsung kaya raya dari Windows, Office, dan segala varian produk lainnya. dan Microsoft langsung punya komunitas setia yang terus membeli produk mereka.

2/ free as a business model

pernah tahu ada perusahaan yang sudah besar banget, jadi market leader di suatu industry, kaya raya, margin-nya tinggi? tiba-tiba ada sebuah startup baru. dia masuk pada layanan yang sama. masalahnya,
startup ini ga pernah untung. dia menggratiskan layanannya. secara keuangan perusahaan, dia rugi terus.
tapi jumlah usernya bertambah banyak.

market startup itu bisa tumbuh secara eksponensial. karena itu zuck takut akan instagram menjadi ancaman facebook, sehingga instagram akhirnya dibeli FB senilai $1B. bukan hanya IG yang menggunakan model bisnis ini.

ada beberapa startup lain, yang tujuannya adalah rugi. startup, yang didesain untuk rugi. karena dengan jalan menjadi rugi ini, cepat lambat market leader akan terganggu, dan akhirnya membeli startup-nya.
startup lain yang melakukannya adalah Waze, akhirnya dibeli google $966M.

3/ giveaway as a business model

gillette bagi-bagi pisau cukur (razor) mereka untuk menjual pisaunya (blades).
perusahaan printer juga menjual printer mereka dengan sangat murah karena sumber profit mereka adalah dari tinta.
ini pertaruhan atas loyalitas customer.
model bisnis yang sudah berjalan berabad-abad, tapi masih akan berjalan untuk waktu yang sangat lama.

4/ bayari orang untuk pakai produknya

biasanya digunakan oleh crypto.
tidak tepat membayar sih, tapi mereka memberikan crypto mereka untuk early adopters.
hanya dengan jalan itulah diharapkan network effect bisa cepat terbentuk, dan meningkatkan nilai crypto-nya.

5/ fake it til you make it

iya, ini termasuk model bisnis juga.
yang melakukannya?
theranos.
ini sudah jelas.
first travel.
orang bilang FT penipuan.
saya bilang ini fake it till you make it.
dengan asumsi pengelolaannya benar, tidak dipakai konsumtif.
karena banyak startup juga melakukannya.
menggunakan sistem ponzi: yang awal dibayar dari uang dari orang yang baru masuk. apakah ponzi jelek?
banyak dana pensiun dikelola dengan sistem ponzi lho.
ketika ada economies of scale, volume transaksinya jadi besar, harganya jadi murah, semua perhitungannya akan tiba-tiba jadi masuk akal, dan bisa profit.
tapi yang dilakukan FT terlalu beresiko, karena nilai yang dibayarkan pelanggannya rata-rata nilainya cukup besar.
andaikata tak ada kasus, dan misalnya dikelola dengan baik, bisa saja mereka pada akhirnya profit, dan jadi perusahaan yang sangat besar.

6/ lose money per customer

ini mirip dengan no 5.
yang melakukan ini adalah amazon: menjual buku di bawah harga pasar untuk membangun customer base.
pertaruhan amazon terbayar dengan berhasil tercapainya economies of scale.

7/ sell the data as business model

ini tampak normal hari ini, tapi di hari-hari awal facebook & google, tidak banyak yang melakukannya.
data user adalah produknya:
behavior user di google, di youtube, android, dll.
pembelinya adalah pengiklan.
ini bergantung pada area abu-abu & pelanggaran privasi.
penghasilan FB langsung terdampak ketika apple membuat kebijakan untuk memutus tracking user. menunjukkan betapa shady-nya business model ini.

8/ sabotase marketmu sendiri

ada startup tertentu yang sebetulnya bisa menarget market yang lebih besar.
mengejar pertumbuhan eksponensial.
tapi mereka memutuskan untuk terus jadi kecil / mengarget market spesifik.
contohnya adalah Pateron.
mereka fokus menarget creator indie artists.
bahkan jika ini harus membatasi market mereka, komunitas pelanggannya semakin solid.
bayangkan anda jadi investornya Patreon. ada jalan untuk jadi lebih besar, tapi tidak mau. gimana perasaannya.

9/ jadikan pengeluaranmu sebagai pemasukan

biasanya pengeluaran EV (electric vehicle) adalah pada biaya charging listrik -- yang meskipun rendah, tapi tetap jadi pengeluaran.
BYD, menyewakan batere bis mereka ke energy grid.
apa yang sebelumnya jadi pengeluaran, kini malah jadi sumber pemasukan.

10/ scarcity as business model

banyak penjual produk mau memaksimalkan stok untuk pelanggan.
Supreme justru membatasi produksi, membuatnya langka.
misalnya, Supreme sudah menjual jaket dengan harga $500.
Supreme bisa saja memproduksi ulang jaketnya, menghasilkan profit hampir $500 lagi.
tetapi itu tidak dilakukan mereka.
Supreme membiarkan reseller mereka menjual jaketnya dengan harga $2000 di pasaran, rela rugi $500.
yang dipertaruhkan adalah nilai brandingnya. Supreme hidup dari hype. dan Supreme benar-benar menjalaninya.
mereka tidak beriklan, tidak melakukan marketing.
tanpa influencer.
hype membuat mereka dibicarakan oleh pelanggan & fans-nya.
vibe mereka adalah "if you know, you know."
tempelkan logo Supreme di batu bata, jual dengan harga $30, komunitas menjualnya ulang dengan harga $150+.


No comments:

Post a Comment

Indonesia Belajar

  https://www.youtube.com/watch?v=a8ulk0nYycw&list=PLZQbl9Jhl-VCxxCHnAfDB9TJ_Sqxywi-L https://www.youtube.com/watch?v=Oi8puKhtMNU&li...