Acer for Education hadirkan ACER SMART SCHOOL AWARDS 2021, penghargaan berskala nasional kepada sekolah yang siap melaksanakan transformasi digital dunia pendidikan.
Peserta berkesempatan memenangkan hadiah dengan nilai total lebih dari Rp500 Juta. Acara ini terbuka untuk tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Pendaftaran dibuka dari tanggal 12 Agustus hingga 14 September 2021
Seluruh SMA di Jawa Timur didorong untuk melaksanakan program double track (DT) secara mandiri. Program DT adalah pemberian keterampilan tambahan dan pelajaran kewirausahaan kepada siswa SMA melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diperluas. Sebuah program inovatif buah kerja sama Dindik Jatim dengan ITS.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T., meminta kepada seluruh kepala sekolah SMA untuk menjalankan program DT. Hingga saat ini di Jawa Timur sudah ada 158 SMA yang menjalankannya.
“SMA yang sudah berstatus double track akan dijadikan sebagai percontohan bagi SMA lainnya, termasuk SLB. Saya minta semua kepala sekolah SMA, tidak harus menunggu ditunjuk dinas provinsi sebagai pelaksana double track dulu, tetapi langsung men-doubletrack-kan diri secara mandiri,” kata Wahid di sela acara Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur yang berlangsung di Grand City, Surabaya, Jumat (19/11) kemarin.
Menurutnya, di semua SMA perlu ada pelajaran keterampilan dan kewirausahaan supaya siswa mampu menganalisis pasar, dapat melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial, serta bisa menjual secara online maupun secara hibrid.
“Kan sekarang sudah bisa kita lihat hasilnya. Kalau mereka memiliki ketrampilan, memiliki kompetensi keahlian, maka jangankan sudah lulus, sekarang belum lulus pun sudah banyak siswa peserta DT yang sudah bisa menjual produksinya, bisa menjual jasanya,” katanya.
Lebih jauh diutarakan, saat ini tidak sedikit siswa peserta SMA DT yang sudah mampu mendapatkan penghasilan melebihi UMR setempat. “Bahkan di Bangkalan, beberapa waktu lalu, saya menemui salah satu alumni DT yang membuka salon kecil-kecilan. Hasilnya rata-rata delapan juta rupiah per bulan,” katanya.
Ini menunjukkan bahwa bila seseorang ada kemauan untuk berusaha maka akan terbuka jalan yang cukup lebar. Banyak siswa maupun alumni DT yang membuktikan hal itu.
Web developer adalah profesi yang bertugas untuk membuat aplikasi dan website. Pilihan karir ini cukup prospektif karena semakin lama, semakin banyak perusahaan yang ingin membuat website.
Sebelum Anda memutuskan untuk menjadi web developer, tentunya Anda harus mempunyai tujuan yang jelas terlebih dulu. Apakah Anda ingin menyelami karir sebagai senior developer? Membuat jasa pembuatan website? Atau hanya sekedar membuat toko online?
Oleh karena itu, langkah pertama untuk menjadi web developer adalah menentukan tujuan. Sehingga lebih jelas membuat keputusan tentang apa saja yang perlu dipelajari.
1. Front End Developer
Front end developer adalah profesi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan website dari sisi tampilan dengan menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript.
Seorang front-end developer mengurusi desain website secara keseluruhan. Mulai dari menu (development, design, marketing, company), tombol interaksi (menampilkan banner ebook gratis), dan gambar untuk meningkatkan pengalaman user saat membuka website.
Nama front-end sendiri dianggap sama dengan halaman muka sebuah toko yang menampilkan gambaran umum atau informasi sebelum orang mau masuk ke dalamnya.
Itulah mengapa seorang front-end dituntut untuk kreatif dan memiliki skill desain yang cukup –paling tidak tahu tentang desain. Seorang front-end juga memikirkan bagaimana alur sebuah website, bagaimana seorang pengunjung harus berinteraksi, proses navigasi, dan juga kenyamanan pengunjung selama berselancar di dalam website.
Nah untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, selain mengetahui mengenai desain, seorang front-end setidaknya harus menguasai beberapa bahasa pemrograman, seperti HTML, CSS, dan JavaScript.
2. Back End Developer
Backend developer adalah profesi yang bertugas untuk mengatur bagian belakang website, seperti server, penerimaan data dari front end, dan lain-lain.
Jika front-end berurusan dengan tampilan depan, back-end developer berurusan dengan penulisan kode yang tidak terlihat oleh pengunjung. Umumnya back-end developer berurusan dengan berbagai peningkatan dan perbaikan fungsi sistem, API, library, dan lain sebagainya.
3. Full Stack Developer
Seorang full stack developer adalah gabungan dari keduanya, harus mengurusi front-end sampai dengan back-end. Jadi Full Stack Developer dituntut tidak hanya mempunyai keahlian dalam mengembangkan bagian depan website saja melainkan juga di dalamnya.
Selain itu, seorang full stack developer setidaknya mempunyai pengetahuan tentang manajemen server, API, websocket, database, pemrograman, dan struktur website. Penting juga untuk memahami disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan tampilan depan seperti user experience (UX) dan user interface (UI).