SEMUA SMA DIMINTA TERAPKAN ‘DOUBLE TRACK’
Seluruh SMA di Jawa Timur didorong untuk melaksanakan program double track (DT) secara mandiri. Program DT adalah pemberian keterampilan tambahan dan pelajaran kewirausahaan kepada siswa SMA melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diperluas. Sebuah program inovatif buah kerja sama Dindik Jatim dengan ITS.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T., meminta kepada seluruh kepala sekolah SMA untuk menjalankan program DT. Hingga saat ini di Jawa Timur sudah ada 158 SMA yang menjalankannya.
“SMA yang sudah berstatus double track akan dijadikan sebagai percontohan bagi SMA lainnya, termasuk SLB. Saya minta semua kepala sekolah SMA, tidak harus menunggu ditunjuk dinas provinsi sebagai pelaksana double track dulu, tetapi langsung men-doubletrack-kan diri secara mandiri,” kata Wahid di sela acara Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur yang berlangsung di Grand City, Surabaya, Jumat (19/11) kemarin.
Menurutnya, di semua SMA perlu ada pelajaran keterampilan dan kewirausahaan supaya siswa mampu menganalisis pasar, dapat melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial, serta bisa menjual secara online maupun secara hibrid.
“Kan sekarang sudah bisa kita lihat hasilnya. Kalau mereka memiliki ketrampilan, memiliki kompetensi keahlian, maka jangankan sudah lulus, sekarang belum lulus pun sudah banyak siswa peserta DT yang sudah bisa menjual produksinya, bisa menjual jasanya,” katanya.
Lebih jauh diutarakan, saat ini tidak sedikit siswa peserta SMA DT yang sudah mampu mendapatkan penghasilan melebihi UMR setempat. “Bahkan di Bangkalan, beberapa waktu lalu, saya menemui salah satu alumni DT yang membuka salon kecil-kecilan. Hasilnya rata-rata delapan juta rupiah per bulan,” katanya.
Ini menunjukkan bahwa bila seseorang ada kemauan untuk berusaha maka akan terbuka jalan yang cukup lebar. Banyak siswa maupun alumni DT yang membuktikan hal itu.
No comments:
Post a Comment